Pilwali Makassar, Kemana Demokrat dan PPP Berlabuh ?

OPINI846 Dilihat

SULSEL.NEWS – Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 semakin dinamis, partai politik pemilik kursi di legislatif mayoritas telah mengeluarkan tiket usungannya.

Tersisa Partai Demokrat, PPP, Hanura, dan Perindo yang belum menentukan sikap siapa calon yang akan diusung.

Dari 4 Paslon yang digadang-gadang akan maju di Pilwali Makassar tersisa pasangan Munafri Arifuddin- Abd Rahman Bando yang usungan partainya belum paripurna, sebab baru Partai Berkarya(1 kursi) yang telah menyatakan sikap. Dua partai lainnya yakni PPP dan Demokrat yang santer disebut bakal mengusung Appi memilih menahan rekomendasinya.

Tiga paket paslon yang ada sekarang yakni, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, mengantongi Nasdem(6 kursi) dan Gerindra(5 kursi).

Lalu Syamsu Rizal-Fadli Ananda bakal mengendarai PDI-P(6 kursi), PKS(5 kursi), dan PKB(1 kursi). Sedang kandidat Irman Yasin Limpo yang hingga kini belum menentukan pendamping memegang PAN(lima kursi) dan Goklar(5 kursi).

Usungan Partai Demokrat dan PPP akan sangat menentukan nasib pasangan ini akan tetap melenggang mulus di Pilwalkot, atau Appi akan kembali gagal seperti yang terjadi di pertarungan 2018 lalu, meski saat itu Appi masuk dalam gelanggang melawan kotak kosong, tapi gagal memenangkan pertarungan.

Pengamat Politik UIN Alauddin, Syahrir Karim menilai ada banyak kejutan-kejutan yang bisa terjadi dalam pertarungan politik. Termasuk usungan partai akan berlabu kepada paslon mana nantinya.

Kekhawatiran PPP dan Demokrat pada akhirnya meninggalkan Appi-Rahman Bando bukan tanpa alasan, meski senter terdengar kalau kedunya sudah deal dan akan berada dibarisan Bos PSM itu.

Menurut Syahrir kedekatan emosional aktor-aktor politik disekeliling kandidat dengan petinggi partai di DPP bisa mengubah konstalasi politik. Demokrat kata dia bisa saja berpaling kepada None melalui kedekatan kemenakannya, Adnan Purichta dengan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Demikian juga PPP bisa beralih ke Danny-Fatma karena kedekatan petinggi petinggi dengan Danny.

“Kalau berhitung kursi memang idealnya tiga pasang, tetapi lagi-lagi politik tidak berhitung idealisme tetapi murni kepentingan peluang untuk menang,” katanya.

Menjegal lawan sebelum bertanding menurutnya sangat bisa terjadi. Belajar dari kontestasi sebelum-sebelumnya, berbekal dukungan DPW atau surat tugas itu masih belum aman.

“Akhirnya semua ditentukan oleh DPP, komunikasi elit inilah yg menentukan kelak arah usungan itu.,” jelasnya.

Appi dan None lanjutnya punya gerbong elite masing-masing yang mampu mempengaruhi peta politik.”Kalaupun Demokrat beralih, bisas saja partai lain akan merapat ke APPI dan seterusnya.” katanya.

Terpisah, Ketua DPC Demokrat Makassar, Adi Rasyid Ali(Ara) memilih berkelakar menyikapi opini-opini yang muncul terkait akan kemana usungan partainya berlabu. “Masih dalam kotak pandora, kami masih isolasi dulu. Tunggu tanggal mainnya,” singkat Ara.

Sementara Juru Bicara Munafri Arifuddin, Moh Fadli Noor mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang merampungkan finalisasi tahapan penjaringan yang dilakukan berbagai partai politik antara lain Berkarya, Perindo, Hanura, PPP dan Demokrat.

“Selain itu, kami tetap menjalin komunikasi politik yang intens dengan Golkar dan Gerindra,” ungkapnya. (*)