SULSEL.NEWS – Orang tua memainkan peran penting dalam menanamkan literasi bahasa asing dan ilmu lainnya bagi anak – anak. Tidak bisa kita pungkiri, salah satu kompetensi untuk menjangkau era globalisasi adalah Bahasa Inggris.
Hanya saja, literasi Bahasa Inggris memerlukan pendekatan khusus yang melibatkan orang tua untuk membantu, memotivasi, dan memfasilitasi anak-anak untuk mengoptimalkan keterampilan literasi Bahasa Inggris mereka.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise mengatakan, ada 4 alasan mengapa keterlibatan orang tua sangat penting bagi pembelajaran Bahasa Inggris.
“Pertama, keputusan untuk memasukkan bahasa asing ke dalam kurikulum sekolah berasal dari kebutuhan nyata orang tua dan masyarakat. Kedua, anak adalah pelajar pemula sehingga keterlibatan orang tua dalam pembelajaran di rumah sangat penting. Ketiga, Bahasa Inggris adalah mata pelajaran tambahan sehingga dalam proses belajarnya harus menarik dan bermakna. Keempat, belajar Bahasa Inggris harus didukung dengan sumber belajar yang tepat, salah satunya adalah orang tua,” ujarnha pada The 2nd Global Conference on Teaching Assesment and Learning in Education di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, Senin (5/8/2019).
Menteri Yohana juga sepakat bahwa orang tua harus terus mendampingi anak – anaknya ketika menggunakan teknologi, terutama media sosial. Kemen PPPA telah bekerjasama dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika melalui program Internet Aman untuk Anak demi mencegah anak – anak dari bahaya internet.
“Salah satu alasan mengapa anak – anak terancam bahaya internet adalah mereka diberi kebebasan yang berlebih oleh orang tuanya dalam menggunakan teknologi. Oleh karenanya, mereka juga harus diberikan pemahaman terkait literasi teknologi dan media sosial,” ungkapnya.
Kemen PPPA juga telah mengambil peran untuk meningkatkan pendidikan orang tua dalam mengasuh dan meningkatkan keterlibatan mereka dengan anak – anaknya.
Pertama, mendirikan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang membantu meningkatkan kualitas kehidupan keluarga. PUSPAGA telah didirikan di 9 provinsi dan 106 kota.
Kedua, membangun model peran keluarga dan model pengasuhan hak anak. Model tersebut mendorong peran ibu menjadi pendidik dan pengasuh dengan prinsip mengasuh, merawat, dan melindungi anak-anak sehingga memiliki pertumbuhan yang sehat secara fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial.(*)
Editor: admin