SULSEL.NEWS – Perkumpulan Kontraktor Listrik Sulawesi (PKLS) menuntut agar GM PLN Sulselrabar, Ismail Deu dicopot dari jabatannya.
Tuntutan ini akibat semakin memanasnya konflik antara PKLS dengan PT. PLN Sulselrabar pasca protes keras terhadap sikap GM PLN Sulselrabar, Ismail Deu yang secara sepihak melakukan addendum kontrak dengan beberapa perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan di beberapa daerah di Sulsel, Sultra dan Sulbar.
Demikian disampaikan oleh juru bicara Perkumpulan Kontraktor Listrik Sulawesi, Aiman Adnan, saat dimintai keterangan soal jawaban PT. PLN Sulselabar beberapa waktu lalu, Rabu (3/6/2020).
Aiman menilai, jawaban Humas PLN Sulselrabar, Eko Wahyu Prasongko belum mampu menenangkan para kontraktor swasta yang hanya sekedar menjadi obat penenang sesaat.
“Pak Humas mengatakan tidak ada perubahan kontrak, sementara sangat jelas dalam addendum yang disodorkan oleh PLN ada perubahan diantaranya jaminan pelaksanaan yang semula 5 % menjadi 9 % pertahun, kemudian ada juga perubahan nilai kontrak, jadi apanya yang tidak ada perubahan,” kata Aiman.
Ditanya, kesiapan kontraktor swasta berkompetisi dengan anak perusahaan PLN. Mantan Ketua Sapma Pemuda Pancasila Sulsel ini mengatakan, bahwa kontraktor swasta pada dasarnya sangat siap, tidak ada ketakutan meski ada kekhawatiran yang akan adanya
perlakuan khusus kepada anak perusahaan dan berbanding terbalik dengan perlakuan kepada kontraktor swasta.
Ia mencontohkan, kontrak salah satu perusahaan di beberapa Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) terindikasi tidak ada hasil audit tenaga kerja. Belum lagi soal keistimewaan proses pembayaran.
“Saya malah berani bilang bahwa hasil kerja vendor lokal masih lebih memuaskan dari pada yang dikerjakan anak perusahaan,” terangnya.
“Intinya kami saat ini dalam proses pengumpulan bukti, dan seperti yang kami sampaikan beberapa saat yang lalu kami akan bawa semua ini ke Komisi VI DPR RI, PLN Pusat dan Menteri BUMN. Kami akan minta GM PLN Sulselrabar dicopot,” Aiman menandaskan. (*/rls)
Editor: admin
