Suharso Monoarfa Terpilih Sebagai Ketua Umum PPP, Ini Harapan Angkatan Muda Ka’bah

POLITIK450 Dilihat

SULSEL.NEWS — Di pundak ketua umum PPP Suharso Monoarfa, AMK se- Indonesia memiliki harapan besar untuk kebangkitan dan arah perjuangan partai berlambang ka’bah.

Melalui Ketua Angkatan Muda Ka’bah Sulawesi Selatan, Rachmat Taqwa Quraisy menyampaikan 10 harapan AMK untuk PPP ke depan

AMK berharap, PPP harus bangkit, harus melakukan gerakan ‘ekstrim’, memperjelas warna keberpihakan pada umat dan rakyat Indonesia, tidak boleh buram arah kebijakan politiknya, istiqomah hadir sebagai partai umat.

PPP juga harus merevitalisasi ideologi Islamnya, atau setidaknya mengokohkan akidah Ahlussunah waljamaah dengan berbagai representasi gerakan Islam rahmatan lilalamin.

“PPP harus menampakkan gaya Islam santri, Islam modern, memberikan ruang pada Islam tradisional, Partai Islam inklusif, Partai Islam yang ramah pada isu kerakyatan sebagai representasi rumah besar umat Islam,” kata RTQ.

PPP lanjut RTQ harus memiliki keberanian tampil secara substansial. Minimal dalam orientasi politik membiasakan diri bagi para kader kedewasaan tentang keseimbangan antara orientasi kekuasan (perebutan jabatan) dan orientasi perkhidmatan kepada bangsa/umat.

Selanjutnya, PPP harus bekerja keras, kerja cepat, dan kerja cerdas merebut kembali hati umat Islam, serta mengembalikan umat pada rumahnya yaitu PPP.

AMK juga menginginkan menjadikan PPP rumah bagi para milenial, rumah inspirasi anak muda, rumah ekspresi cita-cita dan kerja para pemuda dan milenial.

PPP juga akan merumuskan kerja elektoral yang komprehensif dan menyentuh sasaran, memaksimalkan daya guna dan segala potensi kekuatan kader dan ruang-ruang yang ada.

“Partai ini juga diharapkan menjadi garda terdepan percepatan informasi dan komunikasi digital dalam mempercepat kerja cerdas, kerjasama membesarkan PPP, memaksimalkan daya guna media soaial, memperbanyak Influencer muda dan berkarakter kebangsaan,” papar Anggota DPRD Kota Makassar itu.

Kemudian meneguhkan identitas ideologi yang sudah dimaterialkan dalam kerja-kerja politik dan perilaku politik PPP yang berpihak pada kebenaran, dan amar ma’ruf nahi mungkar.

Terakhir, meformulasi ideologi partai sebagai rumusan konseptual, abstrak dan idealistik. Hal tersebut diwujudkan dan dimaterialkan dalam bentuk visi dan misi program aplikatif, dan teraktualisasi dalam sikap prilaku dan kerja politik Partai.

Sehingga Islam tidak hanya menjadi ideologi atributif belaka, dan tidak hanya menjadi slogan yang verbalistis, tapi jelas dan berkarakter.

“Memang hal ini tidak mudah, salah-salah kita terjebak pada kapitalisasi Islam dan menjadikannya sebatas hanya pada komoditas politik belaka. Karenanya dibutuhkan duduk bersama satu meja, merumuskan kebijakan atau garis besar haluan Partai Persatuan Pembangunan, agar kita benar-benar merawat persatuan dengan pembangunan,” tandas RTQ. (*)

Editor: admin