Soal Rampi dan Kebaikan Bersama, Begini Kata Pengamat

Uncategorized1000 Dilihat

SULSEL.NEWS, Rampi, salah satu Kecamatan di Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan (Sulsel), beberapa hari ini viral karena ingin pindah ke Sulawesi Tengah (Sulteng). Hal ini karena Rampi merasa tak diperhatikan akses jalannya baik dari Pemda maupun Pemprov. Permasalahan ini semakin keruh setelah keluar pernyataan dari Gubernur Sulsel (baca berita sebelumnya).

 

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dan kebijakan publik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK), Muh. Saifullah mengatakan dirinya cuma ingin mengomentari subsanti masalah.

 

“Yang ingin saya tanggapi cuma mau bahas substansi. Karena memang persoalan Rampi ini saya lihat bergerak liar. Apa itu substansi masalah, Pertama sebaiknya duduk bersama,” jelas M. Saifullah, Rabu (18/5/2022).

 

Kata Saifullah, Gubernur, Bupati dan perwakilan Rampi harusnya duduk bersama.

 

Menurut Saifullah benang merah permasalahan ialah karena Rampi merasa tak diperhatikan. Dan itu wajar.

 

“Ini yang mau ditahu dari duduk bersama. Apa yang diinginkan Rampi jangka pendeknya. Kan terakhir saya lihat 36 km masyarakat bergotong royong membuka akses jalan Bada Rampi pada 2 Mei hingga 06 Mei 2022 lalu. Dan menurut saya ini adalah puncak dari kekesalan masyarakat selama ini yang merasa tak diperhatikan katanya,” jelas Saifullah yang juga berdarah Luwu ini.

 

Mengenai penanganan jangka panjang, lanjut Saifullah memang ada dua tantangan besar yaitu anggaran dan medan berat.

 

“Saya dengar total sekitar 77,84 km hingga 84 km yang butuh sekitar 480 M hingga 2 T yang saya dengar. Inilah persoalan jangka panjang. Dan saya baca pak Gub sudah komitmen tangani bertahap meminta perencanaan bupati dan kasih 7 M buat lahan langkah awal yang sebenarnya kewenangan Pemda itu,” lanjutnya.

 

Apalagi Pemda Lutra juga rilis bahwa penanganan Rampi sudah sejak 2015 hingga 2021, setiap tahun dilakukan Pemda Lutra. Bupati Lutra juga menjelaskan penanganan Rampi tak semudah kata-kata.

 

“Jadi duduk bersama sambil ngopi paling bagus. Cari titik temu. Jangka panjang apa dan jangka pendek apa. Sambil ngopi pak Gub juga kan bisa langsung jelaskan dan minta maaf soal kata-kata keluar dari Indonesia itu. Duduk bersama sambil ngopi itu indah bah,” kata Saifullah.

 

“Pemerintah dan masyarakat mari saling merangkul cari solusi demi kepentingan Rampi juga. Itu yang terbaik,” terangnya.

 

Persoalan Kedua kata Saifullah, adalah Rampi ini persoalan kemanusiaan bukan soal politik.

 

“Saya langsung saja, tentunya kita semua bersyukur dan terima kasih, RMS dan PD. Cuma yang ingin saya garis bawahi, apa yang dikirim dan yang mau dikerjakan. RMS atau PD sebaiknya jelaskan itu. Supaya kita semua tahu karena ini kan sudah telanjur di viralkan oleh pendukung PD,” kata Saifullah.

 

“Dari penjelasan PD saya berharap semoga dampak dari bantuan yang viral ini bisa diketahui masyarakat umum,” pungkas Saifullah. (*)