PPDB Online Jalur Zonasi Banjir Keluhan, Ombudsman Makassar Bentuk Tim Khusus

NEWS, PENDIDIKAN494 Dilihat

SULSEL.NEWS – Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) online jalur zonasi tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejak dibuka, Senin (13/7/2020) dibanjiri keluhan orang tua siswa.

Mulai dari titik koordinat peta pada laman PPDB yang tidak sesuai dengan lokasi rumah, hingga soal akun yang tidak dapat di akses dan nomor induk siswa(NIS) yang tidak ditemukan di web.

“Percuma mendaftar kalau tidak bisa ditemukan titik lokasinya. Tidak bisa lulus, harus ulang lagi,” kata Sumarni salah satu warga Kecamatan Mariso, pada Selasa (14/7/2020).

Bahkan, ia menyebut dirinya memperoleh titik koordinat hingga ke Afrika dan Arab Saudi. Selain itu NIS calon siswa tidak terbaca, sehingga menyulitkannya untuk melakukan registrasi.

“Ini NIS (Nomor induk siswa) nya tidak terbaca, ini nik nya harus registrasi ulang katanya, tapi sudah registrasi sampai sekarang tidak,” terangnya.

Kepala Ombustman Kota Makassar(OKM) Andi Ilham Patiroy menjelaskan, dalam pengawasannya, pihaknya telah membentuk Tim Khusus Pengawasan PPDB yang turun langsung ke kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar.

Pengawasan yang dilakukan on the spot ini pun menemukan banyak kekurangan serta celah kecurangan yang terjadi dalam teknis pelaksanaan PPDB, tepatnya pada proses pendaftran,pengumuman dan pendaftaran ulang.

Adapun masalah-masalah yang menjadi temuan Timsus OKM untuk PPDB disebutkan Andi Ilham yakni diantranya, harmonisasi aturan yang tidak dilaksanakan oleh panitia pelaksana PPDB.”Hal ini ditemukan pada beberapa paraktik oleh panitia diluar petunjuk teknis yang telah ditetapkan,”katanya.

Ketidaksesuaian data yang disajikan dalam pendaftaran siswa pun banyak dikeluhkan.” Adanya ketidaksesuaian pada data karena tidak diperbaharuinya DAPODIK, sehingga mengakibatkan banyaknya perbedaan data pada calon siswa yang terbengkalai,” terangnya melalui rilis yang dikeluarkan Ombudsman Kota Makassar.

Selain itu beberapa kendala lainnya yakni penerapan aplikasi yang tidak disosialisasikan dengan maksimal. Hal tersebut kemudian mengakibatkan pada banyaknya aduan/laporan dari orang tua calon siswa yang mengalami kesulitan mengakses server dan aplikasi. (*)

Penulis: Amma
Editor : Yudhi