Anggota DPRD Makassar Abdul Azis Namu Gelar Sosialisasi Perda Pemberian ASI Eksklusif

NEWS880 Dilihat

SULSEL.NEWS – Anggota DPRD Makassar Abdul Azis Namu kembali menggelar sosialisasi penyebaran produk hukum daerah Kota Makassar.

Sosialisasi kali ini mengangkat tema ” Perda Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif”, menghadirkan narasumber dua eks legislator DPRD Makassar, Indira Mulyasari Paramastuti dan Shinta Mashita Molina, di Hotel Grand Asia, Jl. Boulevard, Rabu (30/6/2021).

Dalam sambutannya, Azis Namu mengungkapkan, kegiatan sosialisasi Perda ini bertujuan agar masyarakat dapat mengatahui ada payung hukum berupa Perda yang mengatur, salah satunya soal pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif.

“Tidak ada gunanya kita membuat Perda jika tidak dipahami oleh masyarakat karena Perda ini menyangkut hak dan kewajiban yang mesti diketahui bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh masyarakat,” kata Azis Namu dalam sambutannya.

Politisi PPP ini juga menyebut, peserta sosialisasi kali ini mayoritas dihadirii mayoritas kaum ibu-ibu. Hal ini sesuai dengan Perda yang dibahas, yakni Pemberian ASI Eksklusif. “Karena yang paling paham tentang ASI itu ibu-ibu, makanya pesertanya mayoritas kaum ibu,” ujarnya.

Mengakhiri sambutannya, Anggota DPRD Makassar dua periode itu menjelaskan, Perda yang disahkan sejak tahun 2016 ini mengatur tentang hak dan kewajiban seorang ibu memberikan nutrisi berupa ASI eksklusif minimal 6 bulan lamanya sejak bayi dilahirkan dan dilanjutkan hingga bayi berumur 2 tahun.

“Tapu terkadang ibu-ibu mencari susu pengganti padahal hak bayi harus diberi ASI Eksklusif minimal 6 bulan lamanya sejak bayi dilahirkan agar kesehatan bayi terjamin,” terangnya.

Sementara pada sesi pemaparan materi, Indira Mulyasari selaku narasumber menjelaskan, ASI Eksklusif yakni air susu ibu tanpa tambahan atau campuran cairan apapun dimulai sejak bayi berumur nol hingga 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun.

“Kendala yang biasanya dihadapi oleh ibu yang baru melahirkan utamanya habis operasi sesar ASI nya tidak keluar. Tetapi pada prinsipnya sebenarnya ASI harus dirangsang agar semakin banyak berproduksi,” jelasnya. (*/yud)