Meski PPKM Telah di Level 1, Pemprov Kepri Tetap Kontrol Enam Hal

Uncategorized873 Dilihat

 SULSEL.NEWS –Dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin masih diselimuti suasana pandemi COVID-19.

Pada 15 Juli 2021, kasus positif harian di Indonesia mencapai puncaknya. Lonjakan kasus di antaranya disebabkan oleh merebaknya COVID-19 varian Delta.

Pemerintah pun terus berupaya menurunkan penularan kasus COVID-19. Hasilnya, sejak 16 Oktober 2021 ledakan pandemi mulai terkendali.

Penurunan kasus COVID-19 ini merupakan hasil kolaborasi erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merupakan salah satu wilayah yang dinilai sukses menekan laju angka penularan COVID19. Dan, provinsi ini menjadi salah satu provinsi di luar Jawa-Bali yang masuk PPKM Level 1.

“Memang dari asesmen levelisasi daerah, kita sudah berada pada level 1 bersama 5 kabupaten kota yang lain, dan hanya dua yang masih pada level 2. Kita ikuti terus
perkembangan asesmennya dari dua sisi, baik itu transmisi komunitas, maupun kapasitas respon,” kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam acara Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) virtual bertajuk “Cerita Kita Menghadapi Delta” (Laporan Tahunan Jokowi – Ma’ruf) pada Senin (25/10/2021).

Ansar menegaskan ada enam hal yang harus terus dikontrol terkait penanganan dan pengendalian COVID-19 di wilayahnya. Diantaranya, tracing, treatment, testing, angka kematian, positivity rate dan tingkat penggunaaan tempat tidur atau Bed Occupancy
Rate (BOR) di rumah sakit.

“Nah ini terus kita jaga karena kita perlu antisipasi jangan sampai ada gelombang ketiga lagi, dan Insya Allah, mudah-mudahan bisa kita akhiri COVID-19 di Kepri dan di Indonesia tercinta ini,” ujar Ansar Ahmad.

Ansar Ahmad menceritakan, pada Juli 2021 lalu, kasus aktif COVID-19 di Kepri sangat mengkhawatirkan, bisa menembus angka 7.000 kasus. Namun saat ini, wilayahnya telah keluar dari situasi puncak second wave atau gelombang kedua COVID-19.

Menurut Ansar, berdasarkan laporan hingga Sabtu (23/10/2021), kasus aktif di Kepri hanya tinggal 50 orang atau 0,09 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan mencapai 52.023 orang atau 96,65 persen. Meninggal dunia sebanyak 1.754 orang atau 3,26 persen. Untuk Bed Occupancy Rate(BOR) sudah menurun mencapai 2,82 persen. Sedangkan positivity rate juga sudah menurun sampai angka 0,15 persen.

Ia pun memastikan bahwa pengendalian COVID-19 di Kepri telah dilakukan dengan baik. Berdasarkan catatan, dalam satu minggu terakhir hanya ditemukan beberapa kasus saja.Bahkan, jelas dia, dalam satu minggu terakhir di Kabupaten Lingga sudah tidak
ditemukan lagi kasus sama sekali. Kemudian, di Kota Batam, Tanjung Pinang, Bintan, Kepulauan Anambas dan Natuna pun tidak ditemukan kasus harian terkonfirmasi dalam
waktu beberapa hari ini.

“Akan tetapi masih ditemukan kasus aktif, yang mudah-mudahan kita tangani, kita treatmen dengan baik dan mereka bisa sembuh,” tegas dia.

Ia juga memastikan, kendati kasus COVID-19 di Singapura cukup tinggi, hal ini tidak berdampak signifikan terhadap wilayah Kepri yang berdekatan dengan Singapura. Hal ini dikarenakan hingga saat ini akses yang baru dibuka adalah untuk pemulangan pekerja migran Indonesia dari Malaysia maupun Singapura.Menurut dia, proses pemulangan ini pun telah ditangani dengan baik, sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.(+/rls)