Tegas, Gubernur Sulsel Sebut Pulau Lantigiang Selayar Tidak Diperjualbelikan

NEWS908 Dilihat

SULSEL.NEWS – Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah menegaskan, Pulau Lantigiang yang berada di Kepulauan Selayar tidak akan pernah diperjual belikan. Pulau tersebut kembali secara utuh dan tengah melalui proses hukum.

“Saya kira soal pulau kita, Insya Allah itu tidak akan mungkin bisa diperjual-belikan. Dan kepada seluruh masyarakat, saya berharap Taman Nasional Takabonerate ini adalah kawasan strategis yang tentu kita lindungi,” katanya, Rabu (3/2/2021).

Ia memang tengah melakukan kunjungan kerja ke Bulukumba. Peninjauan telah dilakukan usai menerima laporan bahwa pulau yang berada di Kepulauan Selayar ini diperjual-belikan.

Nurdin menyebut, pulau ini berada di Kawasan Taman Nasional Takabonerate secara administrasi berada di wilayah Desa Jinato. Dengan luas pulau sekira 5,6 Ha.

Pulau tersebut memiliki atol yang menarik. Didominasi oleh tumbuhan jenis cemara laut, santigi pasir dan dan ketapang. Juga menjadi tempat bertelur satwa luar dilindungi jenis penyu.

“Saya kira tidak akan mungkin untuk dibeli oleh siapapun. Karena sudah menjadi kawasan nasional,” tegasnya saat melakukan peninjauan menggunakan helikopter didampingi oleh Bupati Selayar, Muhammad Basli Ali.

Ia menyebut, warga masyarakat Selayar menikah dengan orang Jerman. Kemudian mencoba melakukan negosiasi pembelian dengan kepala desa.

Namun, pulau tersebut telah kembali secara utuh dan sekarang dalam proses hukum. Terdapat rencana bahwa pulau tersebut akan dibangun resort di atas atol.

“Pulaunya sendiri tidak jadi (dijual). Karena memang baru panjar Rp 10 juta. Dan tidak akan mungkin ada aparatur pemerintah yang bisa membuat transaksi itu. Makanya, saya datang ke sana memastikan,” ucapanya.

Nurdin menegaskan Pulau Lantigiang masih alami dan membantah dimiliki oleh warga yang mengklaim memiliki pulau tersebut. Warga mengklaim lahan dengan dasar telah menanam pohon kelapa di sana.

“Tadi mengecek itu masih alami, tidak ada sentuhan-sentuhan manusia. Kalau ada yang mengatakan mereka turun temurun, (punya) kelapa dan sebagainya, itu tidak ada,” ujarnya.

Selain mengunjungi Pulau Lantigiang, Nurdin juga melakukan kunjungan ke Pulau Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan air port. Sebagai infrastruktur pendukung pariwisata.

“Kami juga mengunjungi Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan air port karena memang terdapat atol terbesar ketiga dunia, itu ada di Taka Bonerate. Itu akses menuju ke Taman Nasional. Ini luar biasa taman nasional kita. Saya berharap pembangunan air port yang sudah dilakukan sebelumnya, itu akan rencana kita akan melanjutkan,” pungkasnya.(*/rls)