FDK UINAM dan Kemenag Sulsel Gelar Sertifikasi Pembimbing Haji Angkatan X 2024

NEWS179 Dilihat

SULSEL.NEWS – Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) bersama Kantor Kementerian Wilayah Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Selatan kembali menggelar kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Angkatan X (Mandiri) Tahun 2024.

Mengangkat tema “Standarisasi Kompetensi Pembimbing Manasik yang Profesional dan Modern”, kegiatan ini berlangsung selama 7 hari mulai 18 hingga 25 Oktober 2024 di Asrama Haji Sudiang Makassar dan diikuti oleh 100 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

H. Hasanuddin Ali selaku Tenaga Ahli Menteri Agama RI saat membuka kegiatan mengungkapkan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun 2024 mendapat nilai Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) tertinggi sepanjang sejarah pelaksanaan ibadah haji degan kuota normal.

“Prestasi ini tentu kata kuncinya adalah pembimbing haji kita sangat mumpuni dengan sertifikasi yang dimiliki. Itu sebabnya kita ingin memastikan kualitas petugas haji kita bagus,” ungkapnya.

Gus Hasan tak lupa memuji pelatihan sertifikasi mandiri angkatan X ini sebagai kolaborasi yang sangat baik antara UIN Makassar dengan Kanwil Kemenag Sulsel. Dirinya berharap kolaborasi antara UIN dan Kemenag Sulsel dipertahankan dan terus ditingkatkan.

“Ini sudah 10 kali, artinya kolaborasi antara UINAM dan Kanwil sudah sangat baik. Tetapi, seperti kita tahu bersama bahwa yang namanya pelayanan untuk jemaah haji itu pasti terus meningkat. Maka harus semakin baik agar bisa membantu jemaah haji kita mendapat predikat mabrur,” harapnya.

Terpisah, Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar, Dr. Andi Aderus menyampaikan, sertifikasi pembimbing manasik haji merupakan kegiatan rutin yang dilakukan FDK bekerjasama dengan Kanwil Kemenag Sulsel. Dimana para peserta kata Andi Aderus akan mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi sebagai pembimbing haji.

“Kita tahu bahwa para peserta sebagian besarnya adalah praktisi, mereka sebenarnya sudah punya kemampuan namun belum memiliki izin resmi. Itulah kenapa ada sertifikasi ini,” ungkapnya.

Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan ini membeberkan bahwa dalam setiap pelaksanaan kegiatan sertifikasi terjadi peningkatan jumlah peserta yang cukup signifikan.

“Kalau biasanya cuma sampai 80-an, sekarang tembus 100. Dan luar biasanya peserta ini banyak datang dari berbagai wilayah. Bukan hanya Sulsel saja, tetapi ada dari Sulbar, Sulteng, Sulut, dan Gorontalo. Bahkan ada dari luar Sulawesi, seperti Kaltim, NTT, Maluku, dan Papua,” bebernya. (*/rls)