PW Salimah Sulsel Gelar Bincang Keluarga “Tetap Samawa Disaat Sulit”

NEWS955 Dilihat

SULSEL.NEWS – Pimpinan Wilayah (PW) Salimah Sulawesi Selatan bekerjasama Yakesma (Lembaga Amil Zakat Nasional menggelar Bincang Keluarga “Tetap Samawa Disaat Sulit” secara offline dan via zoom meeting, di Perpustakaan Wilayah Makassar, pada Senin (3/10/2022).

Kegiatan menghadirkan pembicara Nasional pakar parenting/konsultan keluarga dan penulis buku, Cahyadi Takariawan yang sering disapa Pak Cah. Dihadiri sekitar 126 peserta secara offline dan 66 peserta secara online, terdiri dari pengurus, anggota dan binaan Salimah Sulsel, tokoh masyarakat, guru dan beberapa komunitas.

Dalam sambutannya, Ketua PW Salimah Sulsel Aisyah Ilyas menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Yakesma yang telah bermitra dengan Salimah dan seluruh panitia yang menyiapkan kegiatan ini dengan gerakan cepat dan penuh ketaatan.

“Kegiatan ini sejalan dengan visi kita di Salimah sebagai Ormas muslimah yg bertujuan meningkatkan kualitas hidup perempuan, keluarga dan anak Indonesia,” tutur Aisyah Ilyas.

“Dalam mengokohkan ketahanan keluarga, tentu tidak dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Kita perlu bersinergi baik dengan pemerintah, Ormas dan juga lembaga lainnya,” lanjutnya.

Oleh karenanya, Aisyah berharap, Salimah khususnya PW Salimah Sulsel agar kedepannya dapat terus bersinergi dalam membangun ketahanan keluarga.

Sementara pada sesi pemaparan materi, Cahyadi Takariawan memaparkan, tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan antara suami, yaitu kohesi, flekxibility, dan komunikasi.

Kohesi kata Pak Cah, yakni bagaimana setiap pasangan menciptakan kelekatan antara suami dan istri. Diibaratkan seperti pakaian yang melekat bagi siapapun yang memakainya dan tidak mudah orang lain untuk melepasnya

Flexibility yaitu menerima perbedaan pendapat, menghadapi perubahan, dan mampu menyesuaikan diri pada situasi tak terduga.

Dan yang ketiga adalah komunikasi yaitu membangun komunikasi yang tepat kapan baiknya menggunakan komunikasi afektif, dan kapan menggunakan komunikasi asertif.

“Setiap pasangan suami istri, selalu menjadikan Rasulullah dan Nabi Ibrahim sebagai teladan yang baik dalam membangun sebuah rumah tangga, agar setiap rumah tangga yang mengalami goncangan mampu keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi,” papar Pak Cah. (*)