Makassar, Sulsel.news – Lensa Demokrasi bersama dengan Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) Pengurus Perguruan Tinggi (PPT) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin menggear dialog anak bangsa dengan tema “Merajut Harmonisasi Hubungan Anak Bangsa Dalam Bingkai NKRI dan Menolak Rasisme”.
Kegiatan dilaksanakan di Hotel Trisula, Panakkukang, Kota Makassar, Selasa, 17 September 2019, pukul 13.00 – 15.00 wita.
Dialog ini menghadirkan Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel, Dr Ir Yonggris Lao MM, Dekan Fisipol Unibos, Dr Arief Wicaksono SIP MA, Akademisi UNM, Dr Yasdin Yasir SPd MPd dan perwakilan mahasiswa Papua sebagai pembicara. Dialog ini akan dipandu oleh Irwan AR, aktivis HMI di Makassar.
Direktur Komunikasi Lensa Demokrasi, Nirwan Dessibali mengatakan, dialog ini juga akan diikuti ratusan peserta dari berbagai perwakilan pemuda seperti 100 mahasiswa Papua yang ada di Kota Makassar.
Selain itu, kata Nirwan, dialoh ini juga diikuti mahasiswa lintas kabupaten dan kota di Sulsel, mahasiswa lintas perguruan tinggi dan organisasi kemahasiswaan di Makassar serta masyarakat.
Kata dia, beberapa pekan terakhir, perhatian bangsa di Indonesia banyak tercurah pada kerusuhan yang kembali melanda Papua dan Papua Barat.
“Kita tahu, akibat kerusuhan tersebut telah mengakibatkan banyak fasilitas publik rusak. Ada pasar yang dibakar. Mobil dan gedung dilempari batu oleh oknum massa yang demo jalanan. Pusat pertokoan banyak yang tutup karena takut. Suasana yang dulunya adem ayem, berubah menjadi tegang,” ujarnya, Senin (16/9/2019).
“Tak sedikit pendatang yang merasa tak nyaman akhirnya memilih sementara mengungsi. Kerusuhan tersebut diduga dipicu dari pernyataan rasis dari seseorang yang menyebut mahasiswa Papua di Surabaya dengan sebutan monyet,” ujarnya.
Menurut Nirwan, melalui dialog ini, pihaknya ingin mengajak semua pihak untuk menghilangkan perbedaan dan untuk menjaga keharmonisan antaranak bangsa dalam bingkai NKRI dan menolak segala bentuk rasisme.
“Tujuan kegiatan, kami ingin mengajak berbagai pihak menahan diri dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana kondusif di Papua,” ujarnya.
Selain itu, mengajak semua pihak menjauhkan diri dari tindakan dan ucapan bernuansa rasisme. Mendorong semua komponen bangsa selalu menjunjung tinggi persamaan derajat sebagai sesama bangsa Indonesia, mencegah terjadinya tindakan diskriminatif dan menghargai local values.
“Hal paling penting, kami mengajak setiap peserta mampu menangkap serta memahami wawasan kebangsaan sebagai bagian integral elemen perubahan,” terangnya
Hal senada disampaikan Ketua IMIKI PPT UIN Alauddin, Nurkhalis K. Menurutnya, masalah ini tak hanya terjadi di daerah lain. Tapi juga di Makassar.
“di Makassar sempat terjadi ketegangan antara mahasiswa penghuni Asrama Papua di Jalan Lanto Dg Pasewang dengan warga setempat. Konflik bernuansa SARA tersebut tak boleh dibiarkan,” ujarnya.
“Kita berharap semua pihak terlibat menyerukan dan melakukan kegiatan positif untuk menjaga keharmonisan antaranak bangsa dalam bingkai NKRI dan menolak segala bentuk rasisme,” tambahnya.
Faiz