Kopi “Topidi” Gowa kini Gencar di Promosikan VOA di Benua Amerika

EKOBIS921 Dilihat

SULSEL.NEWS, Luwak sebuah jenis kopi yang dikenal di empat penjuru angin, para penikmat kopi ini jelas mencerminkan kasta mereka, sebuah potret akan gaya hidup. Dari kategori Super excellence, Excellence, Premium dan jenis lainnya adalah cluster tetapnya.

 

Kopi adalah identitas yang juga merupakan sebuah identitas, sehingga beragam jenis kopi, cara meraciknya, asal daerahnya menjadi sebuah indikator status sosial mereka pada seseorang, etnik, suku bahkan sebuah negara. Cafe, kedai dan warung kopi dalam beragam status mulai kalangan kaki langit sampai kaki lima sampai menjadi potret diberbagai daerah dan sudut kota di seantero dunia akan arti dari domain kopi. Maka tak heran, komoditas kopi adalah salah satu penyebab invasi asing menjajah Republik masa lalu dan mungkin hari ini, juga aroma dan rasanya sekaligus menjadi sajian pelengkap pada sebuah altar kristal atau giok para Raja dan Kepala negara di atas meja perundingan.

 

Filosofi ini nampaknya menjadi perhatian khusus Daeng Halim dan Daeng Balengkang dua warga sekaligus pengrajin kopi asal Kelurahan Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Keunikan rasa, aroma bahkan efek bombastis dari meneguk secangkir kopi asli Kabupaten Gowa yang kemudian diberi label bernama “Topidi” Malino Gowa perlahan namun pasti kembali bergema di bumi Nusantara dan benua Amerika.

 

Racikan kopinya sukses meraih predikat 9 dan 11 pada event Cup Of Excelence yang digelar Specialty Coffer Association Of Indonesia (SCAI) sebuah organisasi para pengusaha, para penikmat dan pemerhati kopi yang khusus bergerak di bidang riset, bisnis dan promosi kopi di Indonesia beberapa waktu lalu. Event ini juga disponsori beberapa bank dan perusahaan global dunia.

 

Daeng Halim mengungkapkan jenis kopi yang tumbuh di area Gunung Bawakaraeng dan Lompo Battang dengan kondisi suhu dan cuaca yang khas, kemudian di petik saat betul betul ranum dan diolah khusus akan menghasilkan kwalitas kopi terbaik, tidak kalah bahkan mampu melampaui kopi dari daerah lain yang sudah mendunia.

 

“Kopi Gowa sejak dahulu mampu menggoda panggung dunia, kami yakin daya magnet berupa aroma dan rasa kopi dari Gowa termasuk “Topidi” mampu menjadi menu di semua cafe dan kedai berbintang di Indonesia dan belahan dunia,” ungkap Daeng Halim.

 

Prestasi yang diraih peracik kopi asal Lingkungan Topidi Kelurahan Bontolerung Tinggimoncong ini di pentas nasional tersebut sukses menarik perhatian jaringan media di Amerika utamanya VOA. Dimana, VOA adalah layanan program Voice of America untuk wilayah Indonesia. Stasiun ini mengudara dari Washington, DC, Amerika Serikat, dan menghasilkan program radio, televisi, dan situs web yang dibuat khusus untuk penonton Indonesia dalam bahasa Indonesia. VOA kini gencar memasarkan kopi “Topidi” di beberapa negara bagian Amerika baik mengikuti Festival kopi dunia maupun ajang promosi di beragam kanal media.

 

Muhammad Ramli Kio Lurah Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong, menuturkan manfaat dari mengikuti event yang digelar SCAI, pengrajin Kopi asal Gowa sukses menggaet beberapa trophy, “Bulan depan kami akan hadir dalam penyerahan sertifikat khusus di Pulau Jawa sebagai bukti akan kwalitas kopi Gowa yang luar biasa,” tuturnya.

 

“Prestasi ini adalah awal dari sebuah tekad bagaimana potensi setiap Desa/Kelurahan di Gowa dapat dikelola dengan serius, instruksi Bupati Gowa jelas, pahami dan tangani setiap potensi lokal agar mampu menjadi sebuah produk yang berdaya guna, ini yang sedang kami lakukan, hasilnya Alhamdulillah langkah ini sukses mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan kini mulai dibahas di jejaring media internasional. Terima kasih atas dukungan penuh Bapak Bupati,” Urai Muhammad Ramli.

 

Menurut, Ramli, efek domino dari torehan penghargaan di event Nasional mulai dirasakan, beberapa pengusaha mulai melirik potensi kopi di wilayahnya, beberapa petani dan peracik kopi kini berbenah, pemeliharaan tanaman kopi secara maksimal mulai dilakukan, di panen saat betul betul masak juga pengaturan kemasan, suhu dan pengolahan secara penuh juga dilakukan dengan teliti agar menghasilkan produk yang unggul.

 

Di tempat yang berbeda salah satu Tokoh Muda Gowa, Anzar Zainal Bate yang dikenal sebagai salah satu penikmat kopi mengaku bangga atas prestasi pengelola kopi asli Gowa, meneguk kopi adalah menyeguk cita rasa, meminum kopi adalah bagian dari menyelami kehidupan maka bersama rekan ngopi bareng selain makin menjalin rasa kebersamaan juga sering melahirkan ide-ide cerdas, sejarah Kerajaan Gowa telah mengabarkan bahwa komoditas kopi Gowa salah satu hasil alam yang diminati semua negara besar di Eropa saat itu.

 

“Kopi yang berasal dari daerah yang sejuk, diolah dengan seni, dikemas dengan sentuhan bisnis melahirkan sebuah status berbeda. Akibatnya, harganya melangit namun manfaatnya cukup besar karena kopi adalah bagian dari sebuah suplemen komunikasi lintas batas,” ucapnya yang juga Legislator Sulsel.

 

“Saya yakin, kesuksesan yang diraih para petani kopi di Gowa akan mengembalikan Marwah Kabupaten Gowa sebagai daerah yang memiliki warisan peradaban yang tinggi,” tandasnya. (Yusrizal)