DP3A – PKK Sulsel dan Bunda Paud Sulsel Adakan Talk Show Layanan Inklusi ABK

NEWS887 Dilihat

SULSEL.NEWS, – PKK Sulsel bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A, Dalduk KB) Sulsel dan Pokja Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka Talkshow Layanan Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan mengangkat tema ‘Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Peningkatan Kapasitas Lembaga Penyedia Layanan AMPK’.

 

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas DP3A Dalduk KB, Andi Mirna menyampaikan jika kegiatan hari ini guna memberikan informasi pelayanan kepada anak-anak di Sulsel. Dengan harapan keberlangsungan kejayaan Sulsel di masa depan.

 

Untuk itu, hak anak atas tumbuh kembangnya, kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan dan pemanfaatan waktu luang, kegiatan kreatifitas dan budaya, hak atas pengasuhan dan informasi yang layak anak, serta hak atas perlindungan dari kekerasan, eksploitasi dan perlakuan salah lainnya, menjadi tanggung jawab bersama untuk memenuhinya.

 

Setiap orang tua pasti mendambakan seorang anak yang tumbuh dan berkembang normal. Hanya saja ada anak-anak yang tumbuh berbeda dengan anak pada umumnya karena memiliki keterbatasan atau hambatan. Mereka biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

 

Anak berkebutuhan khusus sendiri merupakan anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan, memiliki kondisi medis, kondisi kejiwaan, dan/atau kondisi bawaan tertentu. Mereka membutuhkan perhatian dan penanganan khusus supaya bisa mencapai potensinya. Hal tersebut membuat anak memerlukan pendampingan yang tepat.

 

“Salah satu permasalahan yang dihadapi bersama ini adalah masih minimnya keterampilan orangtua dalam pengasuhan Anak Berkebutuhan Khusus serta minimnya layanan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang di masyarakat sering kita kenal dengan anak difable/disabilitas,” ucap Andi Mirna saat memberikan sambutan di kegiatan Talk Show Layanan Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Hotel Arya duta, Kamis, 10 November 2022.

 

Tentu saja lanjut Andi Mirna, membutuhkan ragam penyediaan layanan yang berbeda-beda pula. Sebagian besar anak ABK tidak mendapatkan Pendidikan yang optimal, bahkan masih banyak orang tua di daerah-daerah yang menyembunyikan anak-anak yang tergolong kedalam ABK dari publik, karena alasan malu. Mereka tidak bersekolah karena tidak tersedia sekolah khusus, sementara mereka juga seringkali ditolak di sekolah umum.

 

“Saya berharap kedepan, PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) Masagena Sulsel juga dapat berperan memberikan edukasi kepada orangtua dalam pengasuhan dan pendampingan tumbuh kembang ABK dan menjadi rujukan informasi untuk Lembaga layanan bagi Anak Berkebutuhan Khusus,” ungkapnya.

 

Untuk itu, dirinya mengapresiasi penyelenggaran acara yang diselenggarakan oleh DP3A, Dalduk KB Provinsi Sulawesi Selatan, yang bersinergi dengan TP PKK Sulsel dan Pokja Bunda PAUD Sulsel untuk melakukan sosialisasi pengasuhan dan koordinasi layanan terkait pemenuhan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus.

 

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sulsel, Meisy Papayungan mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memetakan ragam Anak berkebutuhan khusus, serta lembaga layanan yang tersedia baik yg disediakan oleh pemerintah maupun non-pemerintah/masyarakat.

 

Selain itu, pemetaan dan akses untuk lembaga ABK, perlu ditindak lanjuti mengedukasi orang tua anak usia dini yg tergolong ABK terkait pengasuhan, Melatih kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus.

 

“Sehingga, kita berharap agar kegiatan ini dapat disinergikan dengan organisasi masyarakat seperti, Pokja Bunda PAUD, maupun TP PKK melaui kader-kader yang tersebar diseluruh kabupaten/kota sampai ke desa/kelurahan,” imbuhnya.

 

Hadir juga narasumber dokter spesialis anak, psikolog (HIMPSI), perhimpunan orangtua Anak Berkebutuhan Khusus, serta Lembaga layanan Kesehatan, Pendidikan dan terapi bagi ABK. (*)