SULSEL.NEWS — Anggota DPRD Sulsel, Risfayanti Muin, mengapresiasi program Makassar Kawasan Tanpa Banjir yang dicetuskan pasangan calon Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN)
Program yang dikemas dengan nama Kota Sakti itu diyakini dapat menjadi solusi atas salah satu problematika klasik sejumlah titik di Makassar yakni genangan dan banjir.
Legislator Sulsel dari Dapil II Makassar itu menyampaikan program terbaru paket dengan akronim Dilan tersebut memang sangat inovatif dan progresif. Hal itu membuktikan pasangan doktor dan dokter tersebut memang paling siap dan layak memimpin ibukota provinsi Sulsel dengan sekelumit permasalahannya.
“Kelihatan Dilan paling paham permasalahan perkotaan dan sudah punya solusi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan. Seperti masalah banjir yang tiap tahun jadi pekerjaan rumah, lewat program Kota Sakti ada harapan masalah klasik itu teratasi. Makanya, patut kita apresiasi program tersebut,” ucap dia, Rabu (23/9/2020).
Hal lain yang menarik, Risfayanti menyampaikan program Kota Sakti selaras dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel. Olehnya itu, bila kelak Dilan diamanahkan memimpin Makassar, program tersebut diyakini dapat direalisasikan karena sejalan dengan program provinsi. Bahkan, pemerintah provinsi dan kota akan lebih sinergi mengatasi banjir.
Terlepas dari bagusnya program Kota Sakti, Risfayanti mengingatkan Dilan bahwa upaya menjadikan Makassar bebas banjir mesti dibarengi dengan kesadaran masyarakat. Untuk itu, sangat penting memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar, semisal tidak membuang sampah sembarangan dan rajin melakukan kerja bakti.
Sebelumnya, Syamsu Rizal alias Deng Ical mulai memperkenalkan program Kota Sakti saat memenuhi undangan silaturahmi dengan warga Tello Baru pada akhir pekan lalu. Pada kesempatan itu, kader tulen Muhammadiyah ini memaparkan sejumlah strategi dalam pencegahan dan penanggulan genang maupun banjir di Kota Daeng.
Mantan Ketua Komisi A DPRD Makassar ini menyebut hal yang mendesak dilakukan adalah revitalisasi drainase secara menyeluruh dan optimalisasi pompa air. “Rata-rata persoalan genangan maupun banjir itu karena drainase yang buntu atau sudah lebih banyak sedimentasinya. Ini semua yang penting menjadi perhatia,” ucapnya.
Dilan juga merancang menghubungkan elemen ruang hijau ke dalam infrastruktur drainase Kota Makassar untuk mitigasi banjir. Deng Ical menyebut pihaknya juga akan mengoptimalkan lahan hijau untuk retensi banjir atau green infrastructure city. Hal itu meliputi pembangunan underground reservoir dan retensi banjir di halaman kantor, kompleks perumahan, area parkir mal dan lainnya.
Deng Ical juga mengakui mengadopsi kebijakan penanganan banjir yang sudah dilakukan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. Salah satu contohnya pada titik di depan kantor gubernur yang dikenal sering tergenang.
“Kebijakan Pak Gubernur itu akan kita duplikasi untuk Makassar dengan membangun underground box culvert (waduk di bawah tanah) pada wilayah titik banjir. Termasuk kita akan kerjasama dengan daerah sekitar untuk penghijauan kembali daerah resapan air di bagian hulu,” jelasnya.
Tak kalah inovatif, Dilan merancang dan akan membangun konservasi air dengan sumur resapan maupun sarana pengolahan air lainnya untuk mengurangi genangan di permukaan. Makassar, lanjutnya perlu menerapkan kebijakan zero run off atau nol limpahan dengan meminimalisir pengalihan ke saluran, melainkan diserap ke tanah dengan pembuatan 15.000 titik biopori. (*)
Editor: admin