SULSEL.NEWS – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengumpulkan puluhan tokoh pendidikan dan ratusan guru di Makassar untuk menuntaskan program Revolusi Pendidikan Pemerintah Kota Makassar.
Apalagi, program revolusi pendidikan itu sudah dicanangkan sejak periode pertamanya menjabat.
Dengan sisa satu tahun jabatannya, Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto pun menggalang semua unsur pendidik untuk menyelesaikan program prioritasnya itu dalam bentuk kegiatan Forum Sipakainge Tokoh-tokoh Pendidikan se-Makassar dengan tema Revolusi Pendidikan Semua Harus Sekolah, Rabu, (21/12/2022) malam, di Hotel Four Points.
“Forum ini menjadi forum dengan kekuatan forum sikapainge, forum saling mengingatkan, saling menjaga, menghargai, saling sharing tentang pendidikan, peduli tentang pendidikan,” ujar Danny, di sela-sela sambutannya.
Dari situ, dirinya ingin meminta tanggapan dari berbagai pihak dan ahli untuk melengkapi programnya itu. Pasalnya, untuk menghasilkan SDM yang unggul sudah pasti harus melalui pendidikan.
“Kita menanamkan hal-hal yang bagaimana semua indra anak kita bisa bekerja dan terlatih. Bukan hanya melatih pikiran tetapi pendidikan akhlak. Bukan hanya mendidik akhlak tetapi juga interaksi sosial anak kita,” ucapnya.
Termasuk, membuat sekolah dengan satu atap yang mana ada beberapa jenjang di dalamnya. “SMP bikin SD, SD bikin SMP. Rombelnya dikurangi tetapi pendidikannya lengkap. Saya tidak ingin meninggalkan legacy yang lemah. Saya tidak main-main dengan pendidikan,” tegasnya.
Beberapa kesimpulan yang dia hasilkan dalam sharing session itu, papar Danny, ialah bentuk pendidikan yang ditanamkan itu adalah mengejar ilmu bukan gelar. Juga, mengajarkan kejujuran dengan akhlak. “Kunci dari akhlak adalah kejujuran,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar Muhyiddin mengatakan untuk menuntaskan program revolusi pendidikan itu pihaknya sudah mematangkan beberapa poin penting dalam implementasinya.
Seperti menerapkan konsep Hybridisasi Pendidikan, Outing Class, Kawasan Sekolah Terintegrasi, Penguatan Local Content dan Serapan Luas Anak Tidak Sekolah.
Olehnya, Disdik pada tahun depan mulai memacu seluruh elemen pendidik untuk menerapkannya secara menyeluruh.
“Kalau kita programkan semua harus sekolah dan 18 revolusi maka pendidikan kita menjadi lebih unggul,” kata Muhyiddin.
Diketahui, 18 bentuk Revolusi Pendidikan itu di antaranya; Semua anak harus sekolah, Semua adiwiyata, Semua bebas nafza, dan Sekolah sembilan tahun.
Lalu, 100 Sekolah bintang, Satu sekolah satu smart library, Satu sekolah dua guru inovator, Satu sekolah lima super student, Satu sekolah dua smart class, Satu sekolah satu super inovasi, Satu sekolah Iima gang debat, Satu anak satu tari, Satu anak satu bakat, Satu anak satu olahraga, Satu anak tiga tanaman, Festival bakat, Olimpiade sekolah, dan Liga debat. (*/)