Berantas Stunting, DKP-TP PKK Makassar Ajak Siswa SD Jajan Sehat

NEWS819 Dilihat

SULSEL.NEWS – Pemerintah Kota Makassar menegaskan sikap dan langkahnya untuk memberantas stunting di Kota Makassar. Salah satu upaya yakni memasifkan edukasi memilih jajanan sehat bagi siswa SD.

Stunting merupakan kondisi tumbuh kembang anak yang tidak sesuai standar fase pertumbuhan anak. Salah satu cirinya yakni kesesuaian usia, tinggi dan berat badan. Faktor penyebabnya antara lain pemenuhan asupan gizi.

Edukasi ini merupakan aksi kolaborasi lintas SKPD, di antaranya Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Kesehatan. Tidak ketinggalan, Tim Penggerak PKK Kota Makassar.

“Hari ini, SDN Monginsidi II merupakan sekolah kesembilan yang kami adakan edukasi bagaimana memilih jajanan sehat bagi anak-anak kita, yang berkaitan dengan upaya pemberantasan stunting,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Muhammad Rheza, Selasa (31/5/2022).

Banyaknya jajanan yang tidak memenuhi standar gizi, bahkan mengandung bahan yang buruk bagi pertumbuhan anak menjadi alasan utama untuk mengadakan edukasi.

“Karena seperti kita ketahui banyak jajanan yang tidak memenuhi nutrisi atau tidak bergizi yang gampang dibeli anak-anak kita, bahkan jika dikonsumsi jangka panjang bisa mengganggu kesehatan anak, maka dari itu edukasi ini kami anggap penting untuk anak-anakku sekalian dan guru-guru,” jelasnya.

Senada dengan pernyataan tersebut, Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Jusuf Ismail yang hadir sebagai narasumber menyebut angka stunting di Makassar tergolong cukup tinggi, sehingga perlu upaya kolektif dan komprehensif untuk memberantasnya.

“Pemerintah punya program berantas stunting yang angkanya di Makassar cukup besar. Selain anak-anakku harus pintar pilih makanan yang harusnya yang begizi dong, sekolah juga fasilitasi ketersediannya di kantin, begitu juga orang tuanya di rumah harus siapkan makanan bergizi, tidak perlu mewah, yang biasa saja, tapi yang bergizi,” jelas Indira.

Tidak hanya konsumsi makanan bergizi, kata Indira, perlujuga dibarengi dengan budaya perilaku hidup bersih dan sehat, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah.

“Tapi jangan lupa, perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS juga harus diterapkan, mau di rumah atau di sekolah. Terus karena kita di sekolah tetap disiplin prokes, meski ada pelonggaran dari presiden karena usai pandemi, tetap haruski saling peduli dan saling jaga,” tuturnya. (*)